Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pelayanan kesehatan tidaklah sesederhana di mata

Banyak yang berpikir, dalam pelayanan kesehatan yang diperlukan hanyalah datang ke puskesmas, rumah sakit, atau ke praktek dokter, lalu lapor gejala dan keluhan yang dimiliki, ditensi, dan diberi resep obat. Setelah itu sembuh atau masih sakit, dan bila ada yang merugikan, tuntut atau diam saja. Sebenarnya pelayanan kesehatn lebih besar daripada itu. Bercabang-cabang ke segala aspek dari kehidupan manusia. Semua dokter atau tenaga medis harus melihat suatu kasus yang ada di dalam diri pasien darai segala aspek. Dari aspek psikologi, lingkungan, adat, dan lainnya.

Begitu pasien datang, dengan melangkahkan kakinya pertama kali ke ruangan periksa, maka akan terlihat kesan pertama, bagaimana cara jalan pasien, raut mukanya, dan lainnya. Berkanjut ke mulainya fase perkenalan,  identitas dan lainnya. Hingga akhirnya ke keluhan, dokter harus mengupas apa saja yang sedang dialami pasien, bukan hanya keluhan fisik, tapi juga masalah psikologi yang mungkin sedang dialami pasien. Di sinilah susahnya seorang dokter, harus menumbuhkan kepercayaan dari pasien dalam waktu singkat, hingga akhirnya pasien mau menceritakan dengan jujur segala hal yang diperlukan untuk proses diagnosis yaitu mengetahui secara utuh keadaan pasien. Dengan begitu diagnosis yang dibuat akan akurat. Tetapi dokter tidak boleh simpati terhadap pasiennya, dengan adanya simpati maka diagnosisnya bsia terpengaruh, dokter harus mendengarkan dengan empati segala masalah yang diceritakan pasiennya. Tidak simpati bukan berarti dokter antipasti, tetapi empati, yaitu mendengarkan dengan merasakan apa yang dirasakan bila menjadi pasie itu, merasa kalau dia sejajar dengannya tidak lebih randah, dan tidak lebih tinggi derajatnya. 


Oleh karena itu, komunikasi yang efektif dari seorang dokter atau tenaga medis sangatlah penting dalam kemajuan kesehatan masyarakat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar