Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Good Education: Solusi Untuk Mengurangi Tingkat Kemiskinan


Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia, karena Indonesia masih memiliki banyak orang miskin, pengangguran, pengemis, dll. Berdasarkan sumber Biro Pusat Statistik jumlah kemiskinan meningkat setiap tahunnya. Misalnya pada bulan Maret 2006 persentase penduduk miskin adalah 17,75%, tetapi pada bulan Februari 2005 hanya ada orang-orang miskin 15,97% di Indonesia. Ini berarti negara kita kemiskinan meningkat sekitar 1,78% atau 3,95 juta orang dan jika kita tidak memecahkan masalah nomor ini akan meningkat menjadi 23,1% tahun ini. Sumber-sumber ini membuktikan bahwa kebijakan pemerintah tidak membuat perubahan apapun.

Tapi sebelum kita berbicara tentang bagaimana memberantas kemiskinan sebagai topik, kita harus tahu apa arti dari pemberantasan kemiskinan. Memberantas berarti untuk menghapus, tetapi seperti kita tahu bahwa kita tidak bisa menghapus kemiskinan secara langsung. Kita harus mengurangi kemiskinan langkah demi langkah. Kemiskinan itu sendiri berarti kondisi ketika orang tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka seperti makanan, rumah, dan pakaian.

Seperti yang saya dinyatakan sebelumnya bahwa jumlah kemiskinan meningkat setiap tahunnya. Ini bisa menjadi pertanyaan besar bagi kita, mengapa ada banyak orang miskin di Indonesia? Jawabannya adalah karena mereka pengangguran, mereka tidak memiliki pekerjaan, setiap gaji untuk membeli rumah, pakaian, bahkan untuk makan keluarga mereka. Mereka menjadi pengangguran karena tidak ada lowongan pekerjaan bagi mereka. Perusahaan akan memilih orang yang memiliki keterampilan yang lebih baik dan pendidikan. Seperti kita tahu orang-orang miskin tidak mendapatkan pendidikan yang baik, karena sulit bagi mereka untuk membayar biaya sekolah bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.


Dapatkah Anda bayangkan dampak pada masa depan anak-anak mereka? Dampak terburuk saja mereka tidak bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan pendidikan juga. Karena orang tua mereka sibuk untuk menemukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Berdasarkan Biro Pusat Statistik ada anak-anak 67% 7-18 tahun mengundurkan diri dari pendidikan formal mereka (sekolah) karena mereka tidak punya uang.

Intinya jika kita tidak dapat memberikan pendidikan yang lebih baik untuk generasi muda kita, masalah akan lebih buruk dan lebih buruk setiap tahun. Banyak orang miskin yang tidak mendapatkan pendidikan yang lebih baik akan menganggur dan akhirnya meningkatkan jumlah kemiskinan di Indonesia. Bagaimana dengan kejahatan? Tentunya, itu adalah efek buruk dari pengangguran. Orang melakukan kejahatan karena mereka harus memberi makan keluarga mereka setiap hari.

Jadi, solusi untuk mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia adalah memberikan pendidikan yang baik untuk generasi muda kita. Pemerintah harus bertanggung jawab untuk pendidikan anak-anak muda itu yang tidak bisa membayar biaya sekolah. Berdasarkan amandemen 1945, dinyatakan bahwa pemerintah harus bertanggung jawab bagi kehidupan semua warga negara dan pendidikan. Pada tahun 2005 pemerintah telah peduli pendidikan dengan memberikan Dana Operasional Sekolah (BOS) kepada anak-anak (keluarga miskin) untuk accoplishing pendidikan mereka ke SMP. Namun berdasarkan Biro Pusat Statistik (BPS) jumlah mahasiswa yang drop-out pada tahun 2006-2007 meningkat. Mengapa masih banyak anak yang tidak bisa pergi ke sekolah? Mengapa bukan uang yang diterima oleh anak-anak belum? Karena sebagian besar uang itu tidak mendistribusikan baik untuk anak-anak yang benar-benar membutuhkannya untuk membayar pendidikan mereka.




Saat ini ada banyak perusahaan swasta yang memiliki dana sosial. Jadi, mengapa pemerintah tidak meminta bantuan mereka untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak miskin? Pemerintah akan membuat data tentang jumlah dan penyebaran mengundurkan diri siswa. Perusahaan-perusahaan swasta akan memberikan dana. Jika perusahaan memberikan mereka pendidikan yang lebih baik, mereka juga akan memiliki keuntungan dengan mengharuskan mahasiswa pascasarjana untuk menjadi karyawan mereka. Jadi, ada seorang pun kerugian dalam program ini. Tapi bagaimana dengan dana dari pemerintah? Hal ini juga dapat digunakan dengan memberikan pendidikan informal gratis untuk dewasa. Misalnya memberikan kursus tentang menjahit, memasak, membuat beberapa seni, dan hal-hal lainnya. Jadi, orang miskin juga bisa membuat lowongan pekerjaan mereka sendiri dan akhirnya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Secara tidak langsung jumlah kemiskinan akan berkurang karena orang miskin dapat membuat lowongan pekerjaan mereka sendiri dengan menggunakan pengetahuan dari kursus yang diberikan oleh pemerintah dan di masa depan anak-anak mereka akan menjadi staf profesional di perusahaan karena mereka telah mendapat pendidikan terbaik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar